BIAYA SEKOLAH DIJAMIN
Novi Asti Lalasati atau Asti merupakan salah satu anak istimewa dari Kota Tanjungpinang. Bayangkan, mulai dari hingga SMA ia berhasil meraih juara berbagai lomba.
Bahkan, ia juga mendapatkan biaya sekolah dijamin oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum hingga tingkat perguruan tinggi.
Pretasinya yang terbaru adalah membuat naskah sejarah mengenai sejarah awal mula bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu. Naskah itu diadopsinya dari beberapa naskah dari naskah berbahasA Belanda.
Naskah berbahasa asing itu ditransletkan lagi ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian dituliskan kembali. Awalnya, naskah ini hanya untuk Lomba Lawatan Sejarah Daerah pada 2012 lalu.
Karena dinilai unik, salah seorang dosen UGM jurusan Sejarah, Dr. S. Margana tertarik akan naskah tersebut. Margana merupakan penulis buku sejarah dalam beberapa bahasa.
Bahkan ia sempat mengajar di Belanda. Naskah itu menurutnya sangat bagus. Asti ditawarkan jalur masuk ke UGM jurusan sejarah. Alasannya, artikel seperti itu sangat dihargai di UGM. Namun, tawaran itu tidak didukung oleh orang tua Asti. Ia pun juga tidak berminat dalam dunia sejarah.
Latar belakang penolakan itu, biaya sekolah Asti kelas IX SMP sudah ditanggung oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum sampai sekarang. Beasiswa ini diperolehnya ketika duiduk di SMP 4 sebagai Duta Sanitasi.
Atas prestasinya, Asti Beberapa kali diundang ke istana negara untuk memberikan semacam pantun dan puisi kepada duta-duta besar. Ia juga pernah diundang dalam Dharma Wanita 11 Kementerian untuk penyuluhan sanitasi.
“Jika nilai saya tidak turun selama diberi beasiswa maka akan dikuliahkan dalam jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia. Jika tidak lanjutpun, saya juga punya harapan ke jurusan Hukum Internasional,” ujarnya.
Ternyata, selain berbakat dalam tulisan ilmiah, Asti sejak SD ternyata mengikuti berbagai lomba seperti lomba pidato, puisi, dakwah, dan lain sebagainya. Dari kecil ia dididik untuk mengikuti berbagai lomba oleh mamanya.
Ketika duduk di SMP 4, Asti menyumbangkan 16 piala. Lomba-lomba yang diikuti mulai dari budaya hingga politik, lomba berbalas pantun.
Saat duduk di Kelas X SMAN 1 Tanjungpinang, Asti mengikuti lomba pidato. Ia berhasil meraih juara satu tingkat Kota Tanjungpinang. Lomba lain yang diikuti yakni lomba orasi yang diikuti oleh 50 Mahasiswa dan pelajar SMA. Lomba ini diikutinya secara tak sengaja. Seharusnya, siswa lain yang mengikuti lomba orasi ini. Dua jam sebelum perlombaan, ia dihubungi oleh guru Bahasa Indonesia.
Dikabarkan, siswa yang mengikuti lomba orasi berhalangan karena orang tuanya sakit. Asti diminta menggantikan. Tanpa membawa konsep dan tampil dengan apa adanya, Asti berhasil meraih Juara I. Sejak itu, Asti dipercaya mengikuti lomba debat tingkat nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, uji argumentasi yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan.
Pada kesempatan yang lain, Asti meraih Juara I Astra Honda Motor Best Student mengenai lingkungan dengan tema “Satukan Hati, Hijaukan Negeri.” Karya ilmiah yang diperlombakan ini bertemakan rehabilitasi lahan eks pertambangan bauksit melalui metode biopori untuk infiltrasi air.
Sebagaimana diketahui, di lahan pertambangan bauksitr banyak ditemuka air-air bekas tailing bauksit yang tidak terpakai. Air bekas pencucian batu bauksit ini menyebabkan bakau rusak, penyakit malaria, dan tanahnya tak bisa digunakan.
Demi lomba karya tulis ini, Asti dan ibunya rela naik ojek ke lahan pertambangan PT Kereta Kencana di Dompak selama satu bulan. Lubang pori itu diberi pupuk organik dan cairan EM 4 yang fungsinya untuk mempercepat aktifitas fauna tanah untuk menggali. Penelitian inilah yang membuat Asti juara. (surya)
sumber : http://tanjungpinangpos.co.id/ ditulis kembali oleh : sigerus
Novi Asti Lalasati atau Asti merupakan salah satu anak istimewa dari Kota Tanjungpinang. Bayangkan, mulai dari hingga SMA ia berhasil meraih juara berbagai lomba.
Bahkan, ia juga mendapatkan biaya sekolah dijamin oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum hingga tingkat perguruan tinggi.
Pretasinya yang terbaru adalah membuat naskah sejarah mengenai sejarah awal mula bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu. Naskah itu diadopsinya dari beberapa naskah dari naskah berbahasA Belanda.
Naskah berbahasa asing itu ditransletkan lagi ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian dituliskan kembali. Awalnya, naskah ini hanya untuk Lomba Lawatan Sejarah Daerah pada 2012 lalu.
Karena dinilai unik, salah seorang dosen UGM jurusan Sejarah, Dr. S. Margana tertarik akan naskah tersebut. Margana merupakan penulis buku sejarah dalam beberapa bahasa.
Bahkan ia sempat mengajar di Belanda. Naskah itu menurutnya sangat bagus. Asti ditawarkan jalur masuk ke UGM jurusan sejarah. Alasannya, artikel seperti itu sangat dihargai di UGM. Namun, tawaran itu tidak didukung oleh orang tua Asti. Ia pun juga tidak berminat dalam dunia sejarah.
Latar belakang penolakan itu, biaya sekolah Asti kelas IX SMP sudah ditanggung oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum sampai sekarang. Beasiswa ini diperolehnya ketika duiduk di SMP 4 sebagai Duta Sanitasi.
Atas prestasinya, Asti Beberapa kali diundang ke istana negara untuk memberikan semacam pantun dan puisi kepada duta-duta besar. Ia juga pernah diundang dalam Dharma Wanita 11 Kementerian untuk penyuluhan sanitasi.
“Jika nilai saya tidak turun selama diberi beasiswa maka akan dikuliahkan dalam jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia. Jika tidak lanjutpun, saya juga punya harapan ke jurusan Hukum Internasional,” ujarnya.
Ternyata, selain berbakat dalam tulisan ilmiah, Asti sejak SD ternyata mengikuti berbagai lomba seperti lomba pidato, puisi, dakwah, dan lain sebagainya. Dari kecil ia dididik untuk mengikuti berbagai lomba oleh mamanya.
Ketika duduk di SMP 4, Asti menyumbangkan 16 piala. Lomba-lomba yang diikuti mulai dari budaya hingga politik, lomba berbalas pantun.
Saat duduk di Kelas X SMAN 1 Tanjungpinang, Asti mengikuti lomba pidato. Ia berhasil meraih juara satu tingkat Kota Tanjungpinang. Lomba lain yang diikuti yakni lomba orasi yang diikuti oleh 50 Mahasiswa dan pelajar SMA. Lomba ini diikutinya secara tak sengaja. Seharusnya, siswa lain yang mengikuti lomba orasi ini. Dua jam sebelum perlombaan, ia dihubungi oleh guru Bahasa Indonesia.
Dikabarkan, siswa yang mengikuti lomba orasi berhalangan karena orang tuanya sakit. Asti diminta menggantikan. Tanpa membawa konsep dan tampil dengan apa adanya, Asti berhasil meraih Juara I. Sejak itu, Asti dipercaya mengikuti lomba debat tingkat nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, uji argumentasi yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan.
Pada kesempatan yang lain, Asti meraih Juara I Astra Honda Motor Best Student mengenai lingkungan dengan tema “Satukan Hati, Hijaukan Negeri.” Karya ilmiah yang diperlombakan ini bertemakan rehabilitasi lahan eks pertambangan bauksit melalui metode biopori untuk infiltrasi air.
Sebagaimana diketahui, di lahan pertambangan bauksitr banyak ditemuka air-air bekas tailing bauksit yang tidak terpakai. Air bekas pencucian batu bauksit ini menyebabkan bakau rusak, penyakit malaria, dan tanahnya tak bisa digunakan.
Demi lomba karya tulis ini, Asti dan ibunya rela naik ojek ke lahan pertambangan PT Kereta Kencana di Dompak selama satu bulan. Lubang pori itu diberi pupuk organik dan cairan EM 4 yang fungsinya untuk mempercepat aktifitas fauna tanah untuk menggali. Penelitian inilah yang membuat Asti juara. (surya)
sumber : http://tanjungpinangpos.co.id/ ditulis kembali oleh : sigerus