Duta Sanitasi 2013 Juara 1 Desain Perangko Nasional

sigerus
0
Kakak Adik Vonny-Hanny Juara I Desain Prangko Nasional

JAWARA: Dua bersaudara Vonny dan Hanny menunjukkan desain prangko juara tingkat nasional yang mereka menangkan. MIRZA/PONTIANAK POST
Prestasi kembali ditorehkan pelajar asal Kalbar di tingkat nasional. Dia adalah dua beradik, Vonny Adelia Wijaya dan Hanny Adelia Wijaya. Keduanya berhasil menyabet juara I pemenang lomba desain prangko nasional 2015 yang diadakan Kementerian Kominfo pertengahan November lalu. Seakan mendapat durian runtuh, sang ibu, Lifung Wijaya serasa tak percaya atas prestasi kedua anaknya itu.

Mempunyai cita-cita menjadi desainer membuat Vonny Adelia Wijaya terus berkarya. Ditemui wartawan koran ini kemarin malam di kediamannya, Komplek Adi Perdana Nomor A 19, Jalan Perdana, perempuan ramah senyum ini diketahui telah memiliki bakat sedari TK.

Rupanya bakat melukis yang dimiliki Vonny, sapaan akrabnya, ikut menular pada sang adik, Hanny Adelia Wijaya. Terhitung seabrek piala dari berbagai lomba terpajang di ruang tamu rumahnya itu. Bangga dan haru memiliki dua anak dari empat bersaudara dengan banyak prestasi, jelas dituturkan sang ibu. “Saya hampir tak percaya dengan prestasi yang ditorehkan kedua putriku. Di lomba ini mereka menyabet juara pertama, di kategori berbeda. Padahal ada ratusan peserta seluruh Indonesia yang bersaing,” ucapnya tersenyum dan bangga.

Bermula dari info beberapa teman yang mengabarkan bahwa Kementerian Kominfo melalui Direktorat Pos Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika, mengadakan perlombaan desain prangko Agustus lalu, jadi kabar menarik bagi kedua anaknya. Pasalnya, dua putrinya itu begitu hobi melukis. “Saya coba cek internet untuk melihat info lomba itu. Setelah di cek ternyata benar. Hanya saja, dalam lomba itu ada tiga kategori dan temanya olahraga tradisional,” terangnya.

Istri dari Riyanto Wijaya itu pun lantas mengabarkan info ini kepada kedua anaknya. Ibu dari empat anak ini tak tinggal diam. Dalam hal tema, ia bersumbangsih memberi buah pikir sebagai gambaran anak-anaknya. “Saya kasih tahu tema lomba yaitu olahraga tradisional. Saya menyarankan mereka cek ke interntet untuk melihat macam-macam olahraga tradisional. Untuk gambarnya, murni dari tangan kreatif sang anak,” jelasnya.

Waktu itu sambungnya, Vonny memilih mendesain prangko perahu naga, sedangkan Hanny, desain pencak silat. Seingat dia, kedua anaknya membutuhkan waktu selama seminggu dalam pembuatan desain prangko. “Kebetulan saat itu Kalbar dilanda asap. Waktu luang akibat sekolah diliburkan, dimanfaatkan mereka untuk mendesain gambar pranko,” tuturnya lagi.

Setelah desain prangko kelar, ia lantas mengirimkan hasil karya dari tangan kreatif kedua putrinya tersebut, melalui paket pengiriman barang ke Jakarta. Takut terjadi kerusakan, ia lantas mengepak kedua karya putrinya dengan memasukkan ke dalam boks berbentuk triplek, yang telah dibuat khusus.

Di Jakarta, dua karya anaknya itu harus berkompetisi dengan ratusan karya desain prangko lain dari seluruh Indonesia. Ia mengungkapkan, dalam lomba itu, ada tiga kategori umur, yaitu kategori A untuk usia lebih dari 20 tahun, kategori B (lebih dari 13 sampai 20 tahun), dan kategori C, usia sampai dengan 13 tahun. “Anak saya ikut kategori B dan C,” cetusnya.

Tak disangka lanjutnya, bagai menerima durian runtuh, ketika pengumuman lomba diumumkan, ternyata kedua anak kandungnya mendapat juara pertama di masing-masing kategori yang dilombakan. “Saya merasa tak percaya atas prestasi ini. Terlebih kemenangan ini ganda,” ucapnya tersenyum.

Penyerahan piagam dan piala bertempat di Jakarta, bertempat di Gedung Kementerian Kominfo pertengahan november lalu. Penghargaan tersebut langsung diberikan Direktur Pos Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Bonnie M Thamrin. Tujuan dari perlombaan ini agar bermanfaat kepada masyarakat. Karena melalui prangko dapat menjadi sarana edukasi masyarakat, penyebarluasan informasi publik dan benda filateli.

Tak banyak berbicara, Vonny yang masih duduk di kelas X di SMA Santu Petrus Pontianak berambisi untuk terus membuat karya-karya baru, khususnya di bidang seni lukis. Gadis berambut panjang itu diketahui telah menyenangi dunia lukis sejak TK. Namun, tak hanya memenangi lomba lukis, ia juga pernah menjadi Duta Sanitasi tahun 2013. “Saya ingin terus berprestasi, dan akan mewujudkan cita-cita jadi desainer. Dengan memenangi banyak lomba jadi salah satu kunci mengapai cita-cita,” ucapnya tersenyum.

Sementara itu, sang adik, yang juga murid di SD Karya Yosef, menyatakan ingin seperti sang kakak. Pasalnya, seabrek piala dan prestasi kakaknya ternyata turut membuat dia terpacu untuk melakukan hal yang sama. Tentunya, harapan dia, selain dapat membanggakan orang tua, juga dapat mengharumkan nama Kalbar. (*) sumber : http://www.pontianakpost.com/

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)