Selalu Juara Kelas, Produksi Tong Sampah dari Barang Bekas
Even terdekat adalah pemilihan Duta Sanitasi yang akan digelar di Jakarta pertengahan Juni. Karya poster Belinda dinilai sarat pesan yang menggugah kesadaran orang untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Poster Belinda bergambar sepasang telapak tangan yang mengangkat daratan penuh pepohonan. “Pesannya kita harus menjaga pohon-pohon karena berfungsi untuk menyerap air,” kata orang yang telah mengumpulkan 150-an piala dan penghargaan ini.
Pemilihan Duta Santiasi Nasional tidak melulu soal kemampuan membuat poster. Pada final nanti, wawasan para peserta soal sanitasi dan lingkungan akan diuji. “Saya tidak hanya latihan membuat gambar saja, tetapi juga presentasi. Wawasan soal drainase, air limbah dan persampahan harus diperbanyak,” tukasnya.
Bukan berarti Belinda baru kali ini mempelajari sanitasi. Sudah sejak dulu dia aktif dalam komunitas siswa pecinta lingkungan. Bahkan dia juga memproduksi sejumlah peralatan rumah tangga dari barang-barang bekas. Salah satunya adalah tong sampah berbahan bak bekas cat, karton dan koran bekas. Dibantu orang tuanya, aarang-barang tersebut sudah dia pasarkan dan mendapat sambutan baik.
“Kaleng bekas cat itu saya lukis. Ada juga yang terbuat dari koran bekas yang dibentuk menjadi bak sampah dan pot bunga. Saya jual harganya berkisar Rp 20 ribu. Lumayan banyak yang pesan dari teman-teman mama. Tapi karena akhir-akhir ini sibuk ujian, saya stop dulu,” papar dia.Sementara itu di Piala Presiden, dia terpilih setelah karya lukisannya dinilai mencerminkan kerukunan di Indonesia. Lukisannya menggambarkan anak dari suku-suku di Indonesia sedang bermain bersama. Masing-masing mengenakan pakaian adatnya. Belinda akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti final menghadapi utusan provinsi lain pada Agustus mendatang.
Meskipun berprestasi di bidang seni, urusan akademik tidak ditinggalkannya. Sejak SD hingga SMP dia selalu mendapat predikat juara kelas. Bahkan juara umum di sekolahnya. “Anak ini sangat berbakat dalam bidang seni dan akademik, selalu juara kelas. Tetapi di sekolah dia seperti anak biasa saja, bergaul dengan semuanya,” ujar Kepala SMP Santu Petrus, Rosa Sung. Namun dia berpesan agar Belinda selalu rendah hati. “Jangan sampai kemampuan itu membuat kita sombong. Tetap rendah hati,” sambungnya.
Dalam bidang seni, para guru bahkan menilai bakat Belinda sangat spesial. Guru seni sekolah itu, Sucipto Sinaga bahkan mengatakan dirinya tidak perlu mengajarkan apa-apa kepada siswinya itu. “Dia ini sangat istimewa. Kemampuannya sudah melebihi kami. Sebagai guru kami hanya memberi pendampingan, semangat dan motivasi saja,” tukasnya. (*)
sumber : http://www.pontianakpost.com/
Even terdekat adalah pemilihan Duta Sanitasi yang akan digelar di Jakarta pertengahan Juni. Karya poster Belinda dinilai sarat pesan yang menggugah kesadaran orang untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Poster Belinda bergambar sepasang telapak tangan yang mengangkat daratan penuh pepohonan. “Pesannya kita harus menjaga pohon-pohon karena berfungsi untuk menyerap air,” kata orang yang telah mengumpulkan 150-an piala dan penghargaan ini.
Pemilihan Duta Santiasi Nasional tidak melulu soal kemampuan membuat poster. Pada final nanti, wawasan para peserta soal sanitasi dan lingkungan akan diuji. “Saya tidak hanya latihan membuat gambar saja, tetapi juga presentasi. Wawasan soal drainase, air limbah dan persampahan harus diperbanyak,” tukasnya.
Bukan berarti Belinda baru kali ini mempelajari sanitasi. Sudah sejak dulu dia aktif dalam komunitas siswa pecinta lingkungan. Bahkan dia juga memproduksi sejumlah peralatan rumah tangga dari barang-barang bekas. Salah satunya adalah tong sampah berbahan bak bekas cat, karton dan koran bekas. Dibantu orang tuanya, aarang-barang tersebut sudah dia pasarkan dan mendapat sambutan baik.
“Kaleng bekas cat itu saya lukis. Ada juga yang terbuat dari koran bekas yang dibentuk menjadi bak sampah dan pot bunga. Saya jual harganya berkisar Rp 20 ribu. Lumayan banyak yang pesan dari teman-teman mama. Tapi karena akhir-akhir ini sibuk ujian, saya stop dulu,” papar dia.Sementara itu di Piala Presiden, dia terpilih setelah karya lukisannya dinilai mencerminkan kerukunan di Indonesia. Lukisannya menggambarkan anak dari suku-suku di Indonesia sedang bermain bersama. Masing-masing mengenakan pakaian adatnya. Belinda akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti final menghadapi utusan provinsi lain pada Agustus mendatang.
Meskipun berprestasi di bidang seni, urusan akademik tidak ditinggalkannya. Sejak SD hingga SMP dia selalu mendapat predikat juara kelas. Bahkan juara umum di sekolahnya. “Anak ini sangat berbakat dalam bidang seni dan akademik, selalu juara kelas. Tetapi di sekolah dia seperti anak biasa saja, bergaul dengan semuanya,” ujar Kepala SMP Santu Petrus, Rosa Sung. Namun dia berpesan agar Belinda selalu rendah hati. “Jangan sampai kemampuan itu membuat kita sombong. Tetap rendah hati,” sambungnya.
Dalam bidang seni, para guru bahkan menilai bakat Belinda sangat spesial. Guru seni sekolah itu, Sucipto Sinaga bahkan mengatakan dirinya tidak perlu mengajarkan apa-apa kepada siswinya itu. “Dia ini sangat istimewa. Kemampuannya sudah melebihi kami. Sebagai guru kami hanya memberi pendampingan, semangat dan motivasi saja,” tukasnya. (*)
sumber : http://www.pontianakpost.com/