SIAGA – SURABAYA 25 Bupati dan Walikota serta pimpinan DPRD dari sejumlah daerah menghadiri Sosialisasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) di Hotel Garden Palace.
Selian kota Surabaya dan tiga kota lainnya yakni, Banda Aceh, Balikpapan dan Malang terpilih menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang digagas oleh Kementerian PU. Pemilihan tiga kota tersebut dianggap sebagai kota percontohan sebagai salah satu kota metropolitan dalam hal ini Surabaya, yang berhasil membangun infrastruktur secara lengkap.
“Selain itu, kekompakan tim pengelola yang solid merupakan faktor suksesnya pembangunan infrastruktur. Dan di Surabaya pengelolaannya sangat bagus,” kata Kasubid Perencanaan
Teknis Direktorat PLP Dirjen Cipta Karya, Kementerian PU, Rina Agustin, saat membuka acara, Rina menjelaskan, tujuan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman aparatur pemerintahan tentang tiga sektor PLP yang mencakup drainase, air limbah dan persampahan.
Selain diskusi dan pemaparan, rangkaian kegiatan sosialisasi juga diisi dengan kunjungan ke beberapa lokasi. Diantaranya, Kampung Gundih, Boezem Morokrembangan, rumah pompa Kenjeran, dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Keputih.
Sementara Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekkota Surabaya, Eko Haryanto mengungkapkan, sistem persampahan sudah dibangun sedemikian rupa hingga menyentuh seluruh level, mulai dari sumber sampah sampai tempat pembuangan akhir (TPA). Pada level tempat pembuangan sementara (TPS), telah dilakukan beberapa inovasi seperti pembangunan super depo Sutorejo dan underground TPS di wilayah Tambakrejo dan Krembangan.
Dikatakan Eko, sejalan dengan pengembangan sistem persampahan, sistem drainase juga dikembangkan secara terintegrasi antara satu jaringan dengan jaringan yang lain. Pada lokasi-lokasi tertentu, dibangun pula rumah pompa untuk membantu mempercepat pengaliran air.
“Selain itu, pintu air juga ditempatkan di beberapa lokasi untuk mencegah banjir di lokasi yang memiliki ketinggian yang lebih rendah,” terang mantan Kepala Dinas Sosial ini.
Terkait jaringan air limbah, saat ini pemkot tengah mengembangkan IPAL-IPAL komunal untuk mengatasi pencemaran air. Ke depan, IPAL-IPAL tersebut direncanakan tidak hanya mengolah limbah dari pencucian dapur saja, namun juga mengolah limbah domestik manusia.sri
Selian kota Surabaya dan tiga kota lainnya yakni, Banda Aceh, Balikpapan dan Malang terpilih menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang digagas oleh Kementerian PU. Pemilihan tiga kota tersebut dianggap sebagai kota percontohan sebagai salah satu kota metropolitan dalam hal ini Surabaya, yang berhasil membangun infrastruktur secara lengkap.
“Selain itu, kekompakan tim pengelola yang solid merupakan faktor suksesnya pembangunan infrastruktur. Dan di Surabaya pengelolaannya sangat bagus,” kata Kasubid Perencanaan
Teknis Direktorat PLP Dirjen Cipta Karya, Kementerian PU, Rina Agustin, saat membuka acara, Rina menjelaskan, tujuan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman aparatur pemerintahan tentang tiga sektor PLP yang mencakup drainase, air limbah dan persampahan.
Selain diskusi dan pemaparan, rangkaian kegiatan sosialisasi juga diisi dengan kunjungan ke beberapa lokasi. Diantaranya, Kampung Gundih, Boezem Morokrembangan, rumah pompa Kenjeran, dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Keputih.
Sementara Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekkota Surabaya, Eko Haryanto mengungkapkan, sistem persampahan sudah dibangun sedemikian rupa hingga menyentuh seluruh level, mulai dari sumber sampah sampai tempat pembuangan akhir (TPA). Pada level tempat pembuangan sementara (TPS), telah dilakukan beberapa inovasi seperti pembangunan super depo Sutorejo dan underground TPS di wilayah Tambakrejo dan Krembangan.
Dikatakan Eko, sejalan dengan pengembangan sistem persampahan, sistem drainase juga dikembangkan secara terintegrasi antara satu jaringan dengan jaringan yang lain. Pada lokasi-lokasi tertentu, dibangun pula rumah pompa untuk membantu mempercepat pengaliran air.
“Selain itu, pintu air juga ditempatkan di beberapa lokasi untuk mencegah banjir di lokasi yang memiliki ketinggian yang lebih rendah,” terang mantan Kepala Dinas Sosial ini.
Terkait jaringan air limbah, saat ini pemkot tengah mengembangkan IPAL-IPAL komunal untuk mengatasi pencemaran air. Ke depan, IPAL-IPAL tersebut direncanakan tidak hanya mengolah limbah dari pencucian dapur saja, namun juga mengolah limbah domestik manusia.sri
sumber : http://www.siaga.co/news/2013/09/11/surabaya-jadi-tuan-rumah-sosialisasi-plp/