Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) mensinergikan Gerakan Indonesia BerSeRRi (GIB) dengan kampanye perubahan perilaku sanitasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Sinergi tersebut ditandai dengan pemancangan papan slogan GIB di SDN 20 Pontianak dan SMP Santo Petrus Pontianak bersamaan dengan digelarnya pemilihan Duta Sanitasi 2013 tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Minggu (5/5).
Pemancangan dilakukan oleh Ibu Lies Djoko Kirmanto dan Ibu Laily M. Nuh disaksikan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Djoko Mursito dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Jakius Sinyor, beserta jajaran pejabat terkait di Kalimantan Barat.
GIB dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012 lalu dan dilaksanakan secara nasional untuk mewujudkan Indonesia yang Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan, Rapi, dan Indah.
“Tujuan utama GIB adalah memotivasi dan memberikan dorongan kepada masyarakat agar semakin peduli dalam menyehatkan lingkungannya,” ujar Ibu Lies Djoko Kirmanto yang juga sebagai Bendahara SIKIB.
Ibu Lies menambahkan, SIKIB mendukung GIB dengan menggandeng organisasi perempuan lainnya seperti Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, dan Ikatan Istri Pimpinan BUMN. Gerakan ini juga melibatkan organisasi sosial dan kepemudaan lainnya seperti Menwa, Pramuka, dan lain-lain.
Sejalan dengan upaya tersebut, lanjut Ibu Lies, Kementerian PU yang juga membidangi sanitasi terus melakukan berbagai upaya peningkatan kepedulian masyarakat akan sanitasi. Salah satunya adalah Jambore Sanitasi yang diselenggarakan sejak tahun 2008.
“Ibu berharap agar materi dan pelatihan yang didapat selama pemilihan Duta Sanitasi provinsi ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan kalian sehari-harinya. Dan Ibu akan lebih senang jika kalian tularkan kepada orang-orang di sekitar kalian,” pesan Ibu Lies kepada puluhan siswa – siswi SMP peserta seleksi Duta Sanitasi. Kepala Dinas PU Provinsi Kalimantan Barat, Jakius Sinyor, berharap dengan diselenggarakannya kegiatan lomba karya tulis, poster, penyuluhan sanitasi, dan penyuluhan tentang HIV/AIDS dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk anak-anak.
“Anak-anak merupakan anggota masyarakat yang paling rentan terkena dampak buruk sanitasi. Sebaliknya, anak-anak memiliki potensi sebagai motor perubahan di bidang perubahan perilaku sanitasi. Maka, jadilah generasi penggerak yang aktif,” pungkas Jakius.(bcr)
Pemancangan dilakukan oleh Ibu Lies Djoko Kirmanto dan Ibu Laily M. Nuh disaksikan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Djoko Mursito dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Jakius Sinyor, beserta jajaran pejabat terkait di Kalimantan Barat.
GIB dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012 lalu dan dilaksanakan secara nasional untuk mewujudkan Indonesia yang Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan, Rapi, dan Indah.
“Tujuan utama GIB adalah memotivasi dan memberikan dorongan kepada masyarakat agar semakin peduli dalam menyehatkan lingkungannya,” ujar Ibu Lies Djoko Kirmanto yang juga sebagai Bendahara SIKIB.
Ibu Lies menambahkan, SIKIB mendukung GIB dengan menggandeng organisasi perempuan lainnya seperti Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, dan Ikatan Istri Pimpinan BUMN. Gerakan ini juga melibatkan organisasi sosial dan kepemudaan lainnya seperti Menwa, Pramuka, dan lain-lain.
Sejalan dengan upaya tersebut, lanjut Ibu Lies, Kementerian PU yang juga membidangi sanitasi terus melakukan berbagai upaya peningkatan kepedulian masyarakat akan sanitasi. Salah satunya adalah Jambore Sanitasi yang diselenggarakan sejak tahun 2008.
“Ibu berharap agar materi dan pelatihan yang didapat selama pemilihan Duta Sanitasi provinsi ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan kalian sehari-harinya. Dan Ibu akan lebih senang jika kalian tularkan kepada orang-orang di sekitar kalian,” pesan Ibu Lies kepada puluhan siswa – siswi SMP peserta seleksi Duta Sanitasi. Kepala Dinas PU Provinsi Kalimantan Barat, Jakius Sinyor, berharap dengan diselenggarakannya kegiatan lomba karya tulis, poster, penyuluhan sanitasi, dan penyuluhan tentang HIV/AIDS dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk anak-anak.
“Anak-anak merupakan anggota masyarakat yang paling rentan terkena dampak buruk sanitasi. Sebaliknya, anak-anak memiliki potensi sebagai motor perubahan di bidang perubahan perilaku sanitasi. Maka, jadilah generasi penggerak yang aktif,” pungkas Jakius.(bcr)