Geliat Kesadaran Sanitasi pada Hari Habitat Sedunia

sigerus
0

Masih dalam semangat Hari Habitat Sedunia, Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Provinsi Jatim menggelar rangkaian kampanye kesadaran sanitasi. Para Duta Sanitasi binaan dinas Minggu (30/10) melakukan aksi solidaritas di tengah car free day Taman Bungkul. 

AKSI solidaritas kemarin diikuti Duta Sanitasi yang berjumlah 50 orang. Lalu, ada perwakilan mahasiswa lingkungan se-Surabaya sebanyak 60 orang.

Ada pula perwakilan berbagai komunitas peduli sanitasi yang berjumlah 60 orang serta pegawai instansi pemerintah dan unsur lain sebanyak 80 orang. Mereka melakukan long march di sepanjang Jalan Raya Darmo.

Dari depan Taman Bungkul menuju Hotel Mercure untuk melakoni agenda talk show bersama pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Dinas PU Pengairan Jatim.

Dalam balutan pakaian serbahijau, mereka berarak dengan diiringi musik gamelan –yang beberapa di antaranya dibuat dari bahan daur ulang. Ada bambu hingga drum plastik bekas tempat sampah.

Beberapa peserta memakai pakaian berbahan kantong plastik. Orang-orang itu juga membawa poster-poster yang berisi pesan seruan. Misalnya, tidak buang air sembarangan dan jaga resapan air.

Menurut Yulia Imawati selaku ketua panitia penyelenggara, acara tersebut merupakan puncak rangkaian kegiatan yang diadakan sejak awal Oktober.

”Sebelumnya, ada Lomba Cipta Lagu Sanitasi, Workshop Gathering Duta Sanitasi, lalu dilanjutkan talk show ini,” katanya.

Bincang-bincang itu diisi oleh Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Rina Agustin, Kepala Dinas PU Pengairan Jatim Gentur Prihantono, dan dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Edi Setiadji Soejono.

Rina mengatakan bahwa kesadaran tentang sanitasi mulai menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selama beberapa waktu keliling Indonesia, dia menemukan banyak sekali pihak yang mau dengan sukarela mengampanyekan kesadaran sanitasi.

”Ada developer, perusahaan swasta, juga NGO (organisasi non pemerintah, Red),” katanya. Dengan perkembangan itu, Rina berharap rakyat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pinggiran, bisa semakin sadar bahwa sanitasi adalah kebutuhan mendasar kehidupan manusia.

Sementara itu, Gentur prihatin karena kesadaran sanitasi rakyat Jatim masih minim. ”Dari seluruh penduduk, baru 62,14 persen yang sadar sanitasi,” katanya.

Memang, menurut Gentur, sistem sanitasi yang standar di rumah-rumah bukanlah sesuatu yang murah. Membentuk kesadaran masyarakat juga butuh biaya yang tidak kecil. Karena itu, dia bersyukur karena masih ada Duta Sanitasi yang bekerja secara sukarela.

”Bisa dikatakan, anggaran sanitasi kami baru 10 persen untuk sosialisasi. Sisanya untuk pembangunan fisik,” katanya. Tantangan yang dihadapi pemerintah adalah budaya masyarakat.

Dengan kehadiran Duta Sanitasi, dia berharap Dinas PU Pengairan Jatim terbantu untuk mewujudkan sistem sanitasi yang standar bagi seluruh rakyat Jatim. (*/c11/dos/sep/JPG)

sumber : jawapos.com

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)