Waduh, Mau Buang Sampah Warga Harus Bayar Rp800 Ribu

sigerus
0
JAKARTA - Warga Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, mengaku kesulitan untuk membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Ciracas. Hal itu lantaran warga diharuskan membayar Rp800 ribu setiap kali hendak membuang sampah.

Bs (45), salah satu warga Cibubur, menuturkan, meski telah rutin membayar Rp800 ribu, namun pihak TPS tetap melarangnya membuang sampah.

Alasan pihak TPS, saat ini mobil truk untuk mengangkut sampah ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, tidak tersedia, karena masih menunggu proses lelang di DKI.

Padahal sampah dari wilayah lain, masih diperbolehkan membuang sampah di tempat tersebut.

"Hari ini kami tidak boleh buang sampah lagi di TPS Ciracas, alasannya penuh dan tak ada truk untuk membuang sampah ke Bantar Gebang. Tapi kok tadi pagi pukul 04.00 WIB ada truk dari wilayah lain bisa buang sampah ke TPS itu," ujar Bs kepada wartawan Selasa (7/1/2013).

Bs mengaku rutin membayar uang setiap membuang sampah sebanyak dua mobil pikap. Menurut Bs, dia tak mempersoalkan harus merogoh kocek yang terbilang mahal itu, asalkan diperbolehkan membuang sampah. Namun, alasan dari pihak TPS membuat warga geram. Hal itu lantaran warga merasa didiskriminasikan dengan warga wilayah lain.

"Kami sama-sama membayar, tapi tidak boleh buang sampah di sini, padahal beberapa hari lalu, sampah hasil pengerukan dari kali dan taman, ditampung di TPS itu," paparnya.

Sementara itu, Koordinator Operasional TPS Ciracas, Barkah, menuturkan saat ini jumlah truk pengangkut sangat minim. Hanya tersedia dua truk hasil sewaan, karena truk reguler masih menunggu hasil lelang. Masing-masing truk kapasitasnya 14-16 ton. Idealnya di TPS tersebut memerlukan lima unit truk sampah jenis Fuso.

Kapasitas di TPS Ciracas ini maksimal 500 ton, kata Barkah, terkadang sampah yang datang melebihi volumenya hingga meluber ke jalan. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya truk pengangkut sampah. Akibatnya harus diatur waktu pembuangannya agar sampah tak menumpuk di TPS.

"Kami bukan melarang tapi saling menjaga dulu agar sampah tak menumpuk. Kami juga menolak dituduh memungut iuran sampah. Kalaupun ada itu sifatnya sukarela, warga tidak bayar juga tidak masalah kok," jelas Barkah. (tbn)

sumber : http://news.okezone.com

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)